Archive for 2014

Kamus Istilah Perpustakaan

Kamus Istilah Perpustakaan menyajikan daftar istilah perpustakaan beserta definisinya merujuk ke berbagai sumber.Untuk lihat kamus istilah perpustakaan silakan klik di sini !
Rabu, 05 Februari 2014
Posted by Putra Thb

Kompetensi Untuk Tenaga Perpustakaan Sekolah/ Madrasah

1.      Kompetensi Kepala Perpustakaan Sekolah/Madarasah
 
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.    Kompetensi Manajerial
(1)    Memimpin tenaga perpustakaan sekolah/ madrasah.
(2)    Merencanakan  program perpustakaan sekolah/ madrasah
(3)    Melaksanakan program perpustakaan sekolah/ madrasah
(4)    Memantau pelaksanaan  program perpustakaan sekolah/ madrasah
(5)    Mengevaluasi program program perpustakaan sekolah/ madrasah
2.    Kompetensi Pengelolaan Informasi
(1)  Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah/ madrasah.
(2)    Mengorganisasi Informasi
(3)    Memberikan jasa dan sumber informasi
(4)    Menerapkan teknologi informasi dan komuni-kasi.
3.    Kompetensi Kependidikan
(1)    Memiliki wawasan kependidikan.
(2)    Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi
(3)    Mempromosikan perpustakaan
(4)    Memberikan bimb ingan literasi informasi.
4.    Kompetensi Kepribadian
(1)    Memiliki integritas yang tinggi.
(2)    Memiliki etos kerja yang tinggi.
5.    Kompetensi Sosial
(1)     Membangun hubungan sosial.
(2)     Membangun komunikasi.
6.    Kompetensi Pengembangan Profesi
(1)    Mengembangkan ilmu.
(2)    Menghayati etika profesi.
(3)    Menunjukkan kebiasaan membaca
 
2.    Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madarasah
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.    Kompetensi Manajerial
(1)    Melaksanakan kebijakan.
(2)    Melakukan perawatan koleksi.
(3)    Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan.
2.    Kompetensi Pengelolaan Informasi
(1)    Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah/ madrasah.
(2)    Melakuakan pengorganisasian informasi.
(3)    Memberikan jasa dan sumber informasi
(4)    Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
3.    Kompetensi Kependidikan
(1)    Memiliki wawasan kependidikan
(2)    Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi.
(3)    Melakukan promosi perpustakaan.
(4)    Memberikan Bimbingan literasi informasi
4.    Kompetensi Kepribadian
(1)    Memiliki integritas yang tinggi.
(2)    Memiliki etos kerja yang tinggi.
5.    Kompetensi Sosial
(1)    Membangun hubungan sosial.
(2)    Membangun komunikasi.
6.    Kompetensi Pengembangan Profesi
(1)     Mengembangkan ilmu.
(2)     Menghayati etika profesi.
(3)     Menunjukkan kebiasaan membaca.

Jumlah Tenaga Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah Dasar
Untuk Sekolah Dasar yang mempunyai 3 unit program pengajaran pada dasarnya memerlukan 8 tenaga, yang terdiri atas : 1 Kepala, 1 Asisten, 2 Tenaga Administrasi (Teknisi), dan 4 tenaga Bantuan Siswa (Sukarelawan Murid).
Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama
Untuk Sekolah Menegah Pertama yang mempunyai 4 unit pengajaran diperlukan 8 tenaga, yang terdiri atas: 1 Kepala, 1 Asisten, 2 Tenaga Administrasi (Teknisi), dan 4 tenaga Bantuan Siswa (Sukarelawan Murid).
Perpustakaan Sekolah Menengah Atas
Untuk Sekolah Menegah Atas yang mempunyai 4 unit pengajaran diperlukan 12 tenaga, yang terdiri atas: 1 Kepala, 2 Asisten, 3 Tenaga Administrasi (Teknisi), dan 6 tenaga Bantuan Siswa (Sukarelawan Murid).

Tugas Pokok Dan Fungsi Pustakawan

Pustakawan sekolah membantu Kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
  1. Perencanaan pengadaan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika.
  2. Pengurusan pelayanan perpustakaan.
  3. Perencanaan pengembangan perpustakaan.
  4. Pemeliharaan dan pebaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika.
  5. Menginventarisir dan mengadministrasi buku/bahan pustaka/media elektronika.
  6. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat.
  7. Penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronika.
  8. Menyusun tata tertib perpustakaan.
  9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala. 
Sumber : http://www.tuanguru.com/2011/11/tugas-pokok-dan-fungsi-pustakawan.html

e-DDC Edisi 23

Fitur e-DDC Edition 23  

e-DDC dibuat dengan filosofi compatible, user friendly dan update-able. Ketiga filosofi yang mendasari e-DDC tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
  1. Compatible maksudnya bahwa aplikasi e-DDC merupakan aplikasi yang multi-platform, yaitu dapat dijalankan di komputer yang menggunakan operating system (sistem operasi) berbasis Windows maupun Linux. Dan aplikasi e-DDC dapat digunakan secara bersama-sama dalam satu komputer dengan sistem informasi manajemen perpustakaan atau biasa disebut sistem automasi perpustakaan yang sudah banyak beredar di Indonesia seperti Senayan SLiMS, LASer/LARIS, KOHA, Athenaeum Light, Openbiblio, Linspro dan lain-lain.
  2. User friendly maksudnya bahwa aplikasi e-DDC mudah digunakan oleh siapapun baik pustakawan dan penggiat perpustakaan yang mempunyai basis ilmu perpustakaan maupun oleh mereka yang bukan atau bahkan yang belum pernah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang berkenaan dengan ilmu perpustakaan, dikarenakan kesederhanaan rancangan maupun cara penggunaannya. Di samping itu, aplikasi e-DDC ringan karena tidak menggunakan database sehingga menghemat resource komputer. Dalam hal instalasi juga sangat mudah dilakukan, bahkan oleh orang yang masih pemula dalam menggunakan komputer.
  3. Update-able maksudnya bahwa aplikasi e-DDC akan selalu di-update baik dari segi isi atau content dalam hal ini adalah bagan nomor klasifikasi maupun dari segi tampilannya. Aplikasi e-DDC akan selalu berusaha menyesuaikan dengan DDC versi cetak. Pendek kata, apabila DDC versi cetak sudah sampai pada edisi ke-23, maka isi atau content e-DDC pun akan menyesuaikan dengan versi cetak tersebut. Demikian untuk seterusnya, sehingga e-DDC diharapkan selalu update dan sesuai dengan perkembangan zaman. 

e-DDC Edition 23 (Version 3.2) mempunyai fitur-fitur yang tidak dimiliki e-DDC versi sebelumnya, seperti:   
  1. Notasi Agama Islam under 297 lebih lengkap, sedangkan under 2X0 tetap dipertahankan. Menjadikan e-DDC sebagai satu-satunya pedoman klasifikasi DDC yang menyediakan kedua notasi untuk Agama Islam tersebut. Silakan digunakan salah satu sesuai keperluan.   
  2. Disediakan opsi pilihan untuk notasi bahasa Indonesia yaitu under 410 dan 499.221. Notasi bahasa Indonesia under 410 disusun berdasarkan petunjuk pada Schedule DDC Edition 23 Volume 2 page 931 Option A. Baik 410 maupun 499.221 sama benar dan ada dasar hukumnya. Silakan digunakan salah satu sesuai keperluan.   
  3. Demikian juga untuk notasi sastra Indonesia disediakan opsi pilihan under 810 dan 899.221. Notasi sastra Indonesia under 810 disusun berdasarkan petunjuk pada Schedule DDC Edition 23 Volume 3 page 794. Sama dengan di atas, baik 810 maupun 899.221 sama benar dan ada dasar hukumnya. Silakan digunakan salah satu sesuai keperluan.

Tampilan default e-DDC Edition 23 tidak banyak perubahan dibandingkan dengan versi sebelumnya, sebagaimana tampilan standar file berformat *.chm, yaitu dua kolom sisi kiri dan kanan. Menu tab pada e-DDC Edition 23 pun masih tetap hanya dua, yaitu menu Content dan Search. Kemudahan penggunaan, adalah alasan utama mengapa keseluruhan tampilan tersebut dipertahankan, sebagaimana filosofi "user friendly" seperti yang saya sampaikan di atas. 

Tampilan home e-DDC Edition 23 adalah sebagai berikut:
Sekedar mengingatkan, cara penggunaan e-DDC Edition 23 adalah dengan tiga langkah mudah, contoh untuk pencarian nomor klasifikasi "perpustakaan nasional" adalah sebagai berikut:

  1. Masukkan kata kunci “perpustakaan nasional” (boleh dengan atau tanpa tanda kutip) pada menu Search kemudian tekan tombol Enter pada keyboard,
  2. Hasil pencarian akan ditampilkan pada kolom sebelah kiri, pilih hasil yang paling sesuai (urutan paling atas dianggap yang paling mendekati dengan hasil pencarian) kemudian klik 2 (dua) kali hasil pencarian tersebut,
  3. Telusur hasil pencarian pada kolom sebelah kanan cukup dengan mengamati kata yang ber-highlight biru dan gunakan nomor klasifikasi yang sesuai.

Maka ditemukan bahwa nomor klasifikasi untuk “perpustakaan nasional” adalah 027.5, sebagaimana ilustrasi di bawah ini: 
Untuk penggunaan maksimal, dapat disimak lebih lanjut dalam Tutorial e-DDC dan Quick Guide e-DDC.


Source : http://www.e-ddc.org/2013/03/e-ddc-edition-23.html?showComment=1364299706459
Selasa, 04 Februari 2014
Posted by Putra Thb

Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu inti dari tugas perpustakaan. Bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan wajib diolah dengan baik agar proses temu kembali informasi nantinya berjalan lancar dan mewujudkan tertib administrasi. Dalam pelaksanaannya, proses pengolahan bahan pustaka ini dapat berbeda-beda urutan kegiatan atau alur prosesnya antara perpustakaan satu dengan yang lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan budaya kerja, sumber daya manusia, dan sarana prasarana dalam proses pengolahan. Namun demikian, ada empat kegiatan pokok dalam pengolahan bahan pustaka yaitu: (1) inventarisasi, (2) klasifikasi, (3) katalogisasi, (4) dan shelving.
 1.Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi merupakan tindak lanjut setelah diterimanya koleksi, Jadi, sesunggguhnya kegiatan inventarisasi berkaitan langsung dengan pengadaan. Inventarisasi dalam bidang perpustakaan merupakan suatu kegiatan untuk mencatat pustaka yang menjadi milik perpustakaan sekolah.
Berikut ini ada beberapa hal yang dilakukan dengan menginventarisir koleksi perpustakaan :
  • Setiap bahan pustakan yang baru diterima harus diberi cap perpustakaan pada halaman judul dan halaman tertentu yang sudah disepakati
  • Setiap bahan pustaka yang didaftarkan dalam buku induk. Buku ini memuat kolom yang berisi tentang :
                  *. Nomor urut buku masuk
                  *. Tanggal masuk ke buku induk
                   *. Nomor  induk
                   *.  Pengarang
                   *. Judul
                   *.  Edisi dan tahun
                   *. Penerbit
                   *. Sumber (Beli, Hibah, tukar menukar)
                   *. Harga (Jika dibeli)
                   *. Keterangan Lain
  • Untuk Bahan bukan buku seperti majalah, kaset, dvd, dapat disediakan buku induk tersendiri  atau minimal dalam bentuk daftar bahan bukan buku
  • Pemberian cap/stempel cap perpustakaan sebagai tanda kepemilikan tetap dilakukan.
 2.Klasifikasi
Salah satu tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya. Salah satu diantara alat-alat diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Di dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan ciri tertentu. Misalnya oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka penempatan buku perpustakaan dipisahkankan dari surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Ada pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referens dipisahkan dari koleksi buku lain, koleksi buku kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subyek yang sama akan dikelompokkan bersama-sama.
 Ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan di dunia, seperti : Deway Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC), Colon Classification (CC), dan lain-lain. Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di beberapa Negara di dunia termasuk negara Indonesia adalah Deway Decimal Classification (DDC).

Sekilas Mengenai Deway Decimal Classification (DDC)
Bagan klasifikasi DDC ini merupakan bagan klasifikasi yang paling popular dan paling banyak digunakan di Indonesia. Bagan ini diciptakan oleh Melvil Deway (1851-1931). DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip “decimal” dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama (Main Classes) yang diberi notasi berupa angka arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi secara decimal menjadi 10 sub kelas (devision). Kemidan sub kelas dibagi lagi secara decimal menjadi 10 seksi (section), dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Kelas Utama :
000 – Karya Umum
100 – Filsafat dan Psikologi
200 – Agama
300 -  Ilmu-Ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 – Ilmu-Ilmu Murni
600 – Teknologi dan Ilmu Terapan
700 – Kesenian, Hiburan dan Olahraga
800 – Kesusastraan
900 – Geografi dan Sejarah

Divisi
300 -  Ilmu-Ilmu Sosial
310 – Statistik Umum
320 – Ilmu Politik dan Pemerintahan
330 – Ilmu Ekonomi
340 – Ilmu Hukum
350 – Administrasi Negara dan Ilmu Kemiliteran
360 -  Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial
370 – Pendidikan
380 – Perdagangan, Komunikasi dan Transportasi
390 – Adat IStiadat, etiket, cerita rakyat

Seksi
370 -  Pendidikan
371 -  Manajemen Sekolah : Pendidikan Khusus
372 – Pendidikan Dasar
373 –  Pendidikan Lanjutan
374 – Pendidikan Orang Dewasa
375 – Kurikulum
376 – Pendidikan Kaum Wanita
377 – Sekolah dan Agama
378 – Pendidikan TInggi
379 – Pendidikan dan Negara

Bagi anda yang memiliki komputer dan ingin mempermudah pekerjaan dalam mengklasifikasi,di sini saya kasih link download e-DDC (elektronik DDC) Edisi 23 terbaru [ Link DDC Edisi 23 ]

3.Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan sekolah pada umumnya, disarankan menggunakan perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS yang dikembangkan oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih. Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.
4.Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.
Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:
(1) Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan satu susunan. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
(2) Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas sesuai dengan tata susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.
Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) rak tidak diisi penuh untuk memudahkan penambahan dan pergeseran, (2) digunakan standar buku, (3) buku tidak disusun berlapis atau ditumpuk, (4) rak hendaknya mudah dipindahkan, (5) dan desain rak hendaknya disesuaikan agar sirkulasi udara baik (Lasa Hs, 2007:156).
Posted by Putra Thb

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © My Library -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -